ESAI – Cherryl Calista Hartanto/XII MIPA 3/06

Kelompok: Cherryl Calista Hartanto/XII MIPA 3/06 & Sebastian Ie/XII MIPA 3/30

AI dan Masa Depan Pekerjaan

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi terobosan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. AI telah menawarkan peluang yang tak terbatas untuk manusia dalam berbagai aspek, baik dalam seni, pendidikan, dan bahkan dunia kerja telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Contoh penggunaan AI dalam kehidupan sehari hari adalah ketika kita menggunakan sistem navigasi, seperti Google Maps, AI berperan dalam menentukan dan merekomendasikan rute terbaik, memberikan estimasi waktu perjalanan, dan memprediksikan kondisi lalu lintas pada saat itu. Namun, AI juga membawa berbagai tantangan bagi manusia. Salah satunya perdebatan yang sering muncul adalah apakah AI dapat menggantikan pekerjaan manusia. 

Dalam berbagai sektor pekerjaan, AI telah menggantikan posisi manusia karena AI dinilai lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Beberapa industri jasa yang secara masif menerapkan AI adalah sektor perbankan, kesehatan, e-commerce, turisme, dan perhotelan (Gursoy et al., 2019). Hal itu disebabkan karena AI memungkinkan untuk otomatisasi proses sehingga manusia dapat lebih fokus pada pekerjaan yang memerlukan pemikiran yang jauh lebih kompleks. Selain itu, AI dapat memproses data dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat dan dapat beroperasi secara terus menerus tanpa memerlukan istirahat. Oleh sebab itu, AI lebih cocok dalam mengerjakan tugas ini dibandingkan manusia yang memiliki keterbatasan fisik dan waktu kerja.

Ketika manusia bekerja dengan data yang sangat besar, manusia sangat rawan melakukan kesalahan yang biasa disebut dengan human error. Sistem berbasis AI telah terbukti memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi yang sulit dicapai oleh manusia. Operasi AI juga bebas dari pengaruh emosional sehingga memungkinkan melakukan tugas secara repetitif tanpa dipengaruhi oleh faktor mental dan menghasilkan hasil yang objektif. AI juga dirancang dapat mengerjakan data secara real-time yang disertai dengan kemampuan untuk mendeteksi kesalahan secara cepat melalui analisa secara data historis sehingga dapat memahami pola pola kesalahan dan mencegahnya sebelum terjadi. Dengan demikian aplikasi AI, human error dapat diminimalisir. 

AI dalam penerapannya jauh lebih efektif biaya. Dengan adanya human error yang dijelaskan sebelumnya, seringkali menyebabkan biaya tambahan untuk melakukan perbaikan. Dengan memasukkan AI ke dalam proses layanan lapangan, organisasi dapat melakukan lebih banyak pekerjaan dengan jumlah sumber daya yang sama, mendapat manfaat dari perencanaan sumber daya yang lebih akurat dan layanan yang meningkatkan kepuasan pelanggan dan karyawan (Riedel et al., 2022). Sebagai contoh, pihak perusahaan yang memerlukan karyawan untuk melakukan pekerjaan sederhana, seperti mengurutkan data, tidak perlu lagi khawatir untuk membayar gaji pekerja tersebut, sebab sudah ada AI yang dapat mengurutkan data lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia, ditambah lagi biaya operasional AI relatif rendah karena tidak memerlukan gaji dan tunjangan. 

Dibandingkan manusia, AI memiliki akses pengetahuan yang lebih luas. AI memiliki akses ke jumlah data dan informasi yang tidak terbatas melalui internet dan database global. Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk melakukan riset dalam bidang sains atau teknologi dengan mengumpulkan dan menyusun data dari ribuan jurnal penelitian sekaligus. Dengan algoritma yang berlaku, AI dapat menganalisa pola, trend, dan informasi dari berbagai sumber dalam waktu singkat. AI dirancang untuk melakukan pembelajaran terus menerus atau continuous learning sehingga AI mampu untuk menyesuaikan algoritmanya untuk kebutuhan baru. Reinforce learning yang merupakan salah satu algoritma AI memungkinkan AI untuk belajar dari trial-and-error dan mentransfer data dari tugas sebelumnya untuk mengerjakan tugas yang baru.

Maka dari itu, AI pasti akan menggantikan pekerjaan manusia dan menghasilkan pekerjaan pekerjaan baru. Hal itu disebabkan karena kemampuan AI yang efisien dalam mengerjakan tugas sederhana, minim dalam melakukan kesalahan, biaya yang lebih efektif, dan kemampuan untuk mengakses pengetahuan yang luas.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *