Tema = Tenaga Terampil dan Ahli lulusan sekolah, perguruan tinggi semakin banyak karena pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.
Seiring perkembangan zaman, tenaga kerja yang terampil dan mampu berinovasi semakin banyak akibat pembangunan sarana dan prasarana sekolah, program-program pendidikan, dan globalisasi serta kemajuan teknologi. Pemerintah dan pihak swasta telah membangun banyak sekolah, lembaga pelatihan dan universitas di seluruh negeri yang menghasilkan banyak lulusan yang berpendidikan tinggi. Lembaga-lembaga pendidikan pun banyak bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri untuk meningkatkan mutu pendidikan, serta mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Pemerintah juga berupaya untuk membuka akses pendidikan kepada semua orang melalui kebijakan wajib belajar 9 tahun (SD-SMP) dan memberikan bahkan dana melalui program BOS. Selain itu, terdapat banyak video pembelajaran dan kursus daring yang dapat diakses siapapun dengan mudah dan gratis.
Ciri-ciri negara yang memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil adalah angka partisipasi pendidikannya meningkat. Semakin banyak anak-anak yang masuk ke perguruan tinggi dan lembaga pelatihan, maka semakin tinggi kualitas sumber daya manusia suatu negara. Perkembangan zaman juga melahirkan profesi-profesi baru yang membutuhkan wawasan tinggi dan keahlian tertentu, seperti data analyst, spesialis digital marketing, ahli robotika, dll. Tenaga kerja yang terampil juga dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dan menyelesaikannya dalam waktu yang relatif singkat sehingga produktivitas pun naik. Dengan tenaga kerja yang berkualitas, Indonesia pun dapat diakui oleh dunia internasional sehingga warga Indonesia juga dapat bekerja di luar negeri. Selain itu, pertumbuhan ekonomi lokal pun akan meningkat karena tenaga kerja yang mampu berinovasi memiliki penghasilan yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong kesejahteraan ekonomi di daerahnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, terdapat lebih dari 489 ribu sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari jenjang PAUD hingga SMA. Angka ini merupakan peningkatan dari tahun 2023 yang hanya mencapai 437 ribu sekolah. Jumlah sekolah PAUD mengalami peningkatan tertinggi, yakni 967 sekolah, diikuti oleh jenjang SMP dan SMA. BPS juga mencatat bahwa terdapat penurunan jumlah siswa di tahun ajaran 2024/2025 dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya, yaitu dari 59,2 juta menjadi 52,9 juta siswa. Jumlah peserta didik di jenjang SMP mengalami peningkatan terbesar yaitu 60 ribu siswa, diikuti dengan jenjang SMA yang mengalami peningkatan sebesar 46 ribu siswa. Ironisnya, walau terjadi peningkatan dalam jumlah sekolah PAUD, tetapi angka penerimaan siswa justru menurun.
Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan bahwa terdapat 1,85 juta mahasiswa yang lulus, baik sarjana maupun diploma. Berdasarkan data kementrian, terdapat lebih dari 4.000 universitas (baik swasta maupun negeri) di Indonesia yang menawarkan 31.000 program studi yang diampuhi oleh 320.000 dosen pengajar dengan 9 juta mahasiswa. Direktor kemendikbudristek juga menyampaikan bahwa terdapat 1,8 juta mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi setiap tahun. Meski angka kelulusan mahasiswa cukup tinggi, BPS mencatat bahwa terdapat 9,9 juta lulusan S1, S2, S3 yang tidak sedang bersekolah, mengikuti pelatihan atau bekerja (alias menganggur). Data ini setara dengan 22,5% dari populasi anak muda dalam rentang usia 15-24 tahun.
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat. Pembangunan sekolah-sekolah tetap dilakukan untuk mendukung pemerataan pendidikan di seluruh negeri. Jumlah peserta didik di jenjang lebih tinggi juga meningkat cukup signifikan menunjukkan adanya pertumbuhan dalam partisipasi pendidikan. Selain itu, jumlah mahasiswa yang lulus setiap tahun cukup banyak dan stabil selama bertahun-tahun. Akan tetapi, masih terdapat angka pengangguran yang cukup tinggi. Ini menunjukkan bahwa jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia tidak memadai sehingga terjadi persaingan yang ketat.
Dalam rangka terus menumbuhkan kecerdasan bangsa, pemerintah, masyarakat dan bahkan kita sendiri harus ikut berpartisipasi. Pemerintah harus terus mendukung akses pendidikan dengan memberikan bantuan dana, memastikan kebijakan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah, dan membuka lapangan-lapangan pekerjaan dan kursus pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Masyarakat harus mendukung anak-anak dan mendorong mereka untuk memanfaatkan peluang pendidikan yang ada. Selain itu, masyarakat juga harus berusaha untuk mengembangkan keterampilan mereka dengan mengikuti kursus pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan yang dimiliki. Terakhir, kita sebagai individu harus mampu bersaing di dunia ini. Terlihat dari data pengangguran yang cukup tinggi, wawasan yang tinggi tidak cukup untuk tetap eksis di persaingan ekonomi di mana terdapat banyak lulusan-lulusan yang berpendidikan tinggi. Kita harus aktif mengembangkan keterampilan bekerja agar tetap relevan di era digital ini. Selain itu, kita harus berani untuk mengambil kesempatan kerja di bidang yang kita minati agar kita dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki. Sebaliknya kita mulai merencanakan masa depan kita dan mempersiapkannnya dengan baik.
Grace Nadia Margiono XII MIPA 3 / 13
Leave a Reply